Obrolan

Dapat Masukan Pakar, Ini Langkah Pabrik Atasi Bau Limbah

Kamis, 04 Januari 2018 : 22:14
Presiden Direktur PT Rayon Utama Makmur (RUM), Pramono ( foto. Nanang)
SUKOHARJO - Berbagai upaya untuk mengatasi bau limbah yang dikeluhkan warga masih terus dilakukan pabrik kapas PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang berlokasi di Desa Plesan, Kecamatan Nguter. Untuk membuktikan keseriusannya, kali ini pakar lingkungan hidup independen dari akademisi bakal dilibatkan

Presiden Direktur PT RUM, Pramono seusai gelar pertemuan bersama pakar lingkungan hidup independen dari Universitas Sebelas Maret (UNS) di kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Kamis (4/1/2018) mengatakan, sesuai pembahasan yang di sampaikan pakar lingkungan hidup Prabang Setiyono yang juga Ketua Prodi Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan UNS, pihaknya diminta segera melakukan perbaikan terkait bau limbah.

"Pak Prabang menginginkan (Pabrik) segera melakukan perbaikan untuk menekan bau menggunakan cara teknis yang sudah di kuasainya dengan melakukan bimbingan langsung kepada kami," kata Pramono

Bimbingan dimaksud agar PT RUM mengetahui bagaimana teknis mengatasi timbulnya bau. Semisal alat apa yang akan dipasang, chemical (bahan kimia ) apa yang harus di tambahkan baik di limbah cair maupun gas.

"Nanti semua ruangan akan di periksa, kemudian disimpulkan di tambahin alat apa untuk menekan semua bau. Karena bau itu kan sifatnya partikel. Nah, itu harus ditangkap dengan teknologi yang akan diusulkan Pak Prabang," ujarnya

Pramono menyebutkan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan memasang chemical emission monitoring (CEM) atau alat pengukur kualitas udara di cerobong (chimney) tempat keluarnya gas buang pabrik.

"Ini akan memantau kandungan apa saja yang dikeluarkan dari chimney secara lebih detail," jelasnya

Disinggung tentang desakan agar pabrik untuk sementara waktu berhenti beroperasi jika masih mengeluarkan bau, Pramono menjelaskan hal itu sulit dilakukan karena untuk mengetahui darimana asal sumber bau maka operasional mesti dijalankan.

"Mungkin nggak perlu berhenti, kalau berhenti justru kami tidak bisa menemukan darimana sumber baunya. Kalau bau itu sampai melampui batas ambang, kami akan segera cari dimana tempatnya. Tetapi secara teknis batas baku mutu itu masih dibawah," tandas Pramono

Sementara terkait alat ukur kualitas udara, Prabang Setiyono yang hadir sebagai pakar independen membenarkan dari hasil pertemuan, PT RUM dalam waktu dekat akan memasang CEM pada cerobong pabrik

"Tujuannya untuk memonitor emisi gas buang, nanti akan dipasang hari Senin, 8 Januari. Saya akan kesana," katanya

Menurut Prabang, dengan dipasangnya CEM merupakan awal yang baik untuk mendeteksi sejak dini munculnya bau. Diharapkan dengan upaya ini tidak ada lagi perdebatan saling menyalahkan yang memantik keresahan di kalangan masyarakat.

Meski begitu, jika ternyata berdasarkan data yang keluar dari alat pendeteksi bau polusi (CEM) melebihi ambang batas yang berbahaya maka Pemerintah diminta untuk ikut turun tangan mengevaluasi operasional pabrik.

"Jadi bahasanya tim pengawas (Pemerintah), dalam hal ini negara hadir di situ mengevaluasi bukan menutup operasional pabrik. Unit - unit yang diketahui merupakan sumber bau untuk sementara bisa di hentikan dulu agar diperbaiki," pungkasnya (*)
Copyright © 2021 peradisukoharjo.com All Rights Reserved